PT
NUSANTARA INFRASTRUCTURE TbK
Fair value 340-400 target price 460-660
STOCK PERFORMANCE
PROFIL EMITEN
PT
NUSANTARA INFRASTRUCTURE TbK dengan kode emiten (META), pertama kali didirikan pada
tahun 1995 dengan nama PT SAWITIA BERSAMA DARMA. Dalam perjalanan
bisnisnya emiten ini telah banyak mengalami perubahan nama, pada tahun 1998
emiten mengubah nama menjadi PT WAHANA TRADINDO JAYA, kemudian
pada 2001 emiten mengubah nama untuk kedua kalinya menjadi PT METAMEDIA
TECHNOLOGIES TBK dan sekaligus mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek
Indonesia pada tahun tersebut. Setelah saham emiten tercatat pada BEI, emiten
kembali melakukan merger atau penggabungan usaha dengan PT NUSANTARA KONSTRUKSI
INDONESIA, karena penggabungan itu emiten melakukan perubahan nama sesuai
kesepakatan kedua belah pihak menjadi PT
NUSANTARA INFRASTRUCTURE TBK dan dipakai sampai saat ini.
Emiten
dengan kode (META) ini merupakan emiten yang bergerak pada bidang
infrastructure. Sebagai salah satu perusahaan swasta infrastruktur terpadu,
emiten telah banyak membangun fasilitas berupa jalan tol, waduk pembangkit
listrik, dan pelabuhan, dimana fasilitas tersebut sangat membantu
berlangsungnya pertumbuhan perekonomian suatu Negara.
Sejak
emiten ini berdiri, proyek yang dijalankan selalu berhubungan dengan jalan tol,
seperti jalan tol bintaro serpong yang menghubungkan langsung antara serpong
dan pondok aren, jalan tol yang terletak di Makassar menghubungkan airport
Soekarno-Hatta(Makassar) dan ujung barat Makassar melalui jembatan tallo, jalan
tol yang menghubungkan jembatan tallo dan biringkanaya serta menyediakan akses
ke bandara international Sultan Hasanuddin, jalan tol yang menghubungkan
kawasan kebon jeruk(Jakarta barat) dengan kawasan bandara Soekarno-Hatta
(cengkareng).
Seluruh
pendapatan utama perseroan berasal dari banyaknya pembayaran dari pemakai
fasilitas jalan tol, dimana volume kendaraan yang melintas selalu meningkat
setiap tahunnya, ini disebabkan setiap tahun kepemilikan akan mobil serta
permintaannya selalu meningkat.
Namun
emiten masih berniat untuk mendiversifikasikan bidang usahanya,
berupa property, pelabuhan, pengolahan air kotor menjadi air bersih, dan juga
fasilitas transportasi darat. Terbukti sejak tahun 2011 emiten banyak
mengakuisisi perusahaan dan juga mendirikan perusahaan baru sebagai anak usaha
untuk menunjang diversifikasi bisnis, PT
POTUM MUNDI INFRANUSANTARA (pengembangan sector penyediaan air bersih),
PT
PORTCO INFRANUSANTARA (manajemen pelabuhan), PT ENERGI INFRANUSANTARA
(perusahaan khusus untuk berinvestasi pada bidang energy khususnya pembangkit
listrik), PT TRANSCO INFRANUSANTARA(ekspansi perusahaan pada sector
transportasi darat), PT TIRTA BANGUN NUSANTARA (bidang
konsultasi tentang pengelolaan air bersih dan limbah), PT INTISENTOSA ALAMBAHTERA
(pengelolaan dermaga di pelabuhan panjang lampung).
PEMBAHASAN SEKTOR INFRASTRUKTUR
Infrastruktur
merupakan salah satu fasilitas untuk membantu menunjang bertumbuhnya
perekonomian suatu Negara, tanpa adanya sarana infrastruktur seperti, jalan,
pelabuhan, telekomunikasi, maka perekonomian tidak akan tumbuh secara mulus.
Namun saat ini di Indonesia infrastruktur masih minim, banyak peraturan
pemerintah yang menghambat pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti
kepemilikan tanah, pendanaan, partisipasi swasta dalam pembangunan
infrastruktur yang masih tertunda. Seluruh masalah diatas jelas menghambat
calon investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Juga dari siklus bisnisnya,
pembangunan infrastruktur sangat memikul banyak beban di awal-awal tahun
pembangunan, tidak heran kalau pendapatan emiten yang bergerak pada sector ini
kecil bahkan meugi dan seiring berjalannya tahun pendapatan emiten terus
menigkat.
Tapi
menurut analisa kami, kawasan Indonesia yang sangat luas mustahil bisa
terintegrasi apabila pembangunan infrastruktur belum maksimal, untuk menjangkau
konsumen sebagai pelaku ekonomi dari sabang sampai merauke sangat diperlukan
fasilitas berupa infrastruktur untuk meminimalisir biaya distribusi sehingga
inflasi bisa ditekan. Untuk saat ini inflasi yang terjadi di Indonesia sebagian
besar dipengaruhi oleh biaya distribusi barang ekonomi yang terlampau besar,
perjalanan barang ekonomi yang terlalu lama untuk mencapai konsumen akhir
karena fasilitas distribusi kurang memadai. Maka kedepannya seiring program
pemerintah yang mendukung juga adanya perbaikan infrastruktur, berdampak pula
pada permintaan sector infrastruktur. Tidaklah mustahil kedepannya sector
infrastruktur memimpin pada Bursa Efek Indonesia.
PEMBAHASAN KEUANGAN
Diatas
tersaji data rata-rata pertumbuhan emiten yang telah kami olah, sehingga muncul
angka-angka perhitungan seperti diatas. Kami mengambil data dari 2009 sampai
2012. Perlu diketahui bahwa dari tahun 2009 hingga 2011 emiten mengalami
kerugian, namun kerugian itu semakin tahun semakin menurun sampai tahun 2012
berangsur membaik bahkan mampu meraih laba pada tahun 2012, karena perusahaan
berangsur membaik setiap tahunnya maka kami jadikan itu menjadi pertumbuhan.
Yang menarik dari emiten ini adalah walaupun mengalami kerugian namun cash flow
dari emiten tetap positif, dimana cashflow merupakan nafas dari berlangsungnya
suatu bisnis, tanpa cashflow yang baik walaupun perusahaan menghasilkan laba,
akan menyebabkan perusahaan kesulitan dalam melakukan operasi bisnis, juga yang
menarik walaupun merugi perusahaan tetap mampu menumbuhkan asset dan ekuitas.
Perbandingan Pertumbuhan antara asset dan hutang adalah lebih tinggi
pertumbuhan asset dari pada hutang, ini menandakan dalam pengelolaan keuangan
emiten dengan kode (META) sangat baik.
Umumnya
seorang investor hanya melihat sisi bagaimana perusahaan menghasilkan
keuntungan, namun jarang sekali investor yang memperhatikan bagaimana komposisi
utang, modal dan asset perusahaan. Diatas kami menyajikan data ratio keuangan,
dilihat dari liquidity ratio setiap tahunnya selalu member hasil yang memuaskan
yaitu liquidity ratio diatas satu, cukup sehat untuk mengcover hutang jangka
pendek, terlebih lagi modal kerja yang selalu positif menandakan perusahaan
masih bisa bertahan dalam bisnis untuk tahun kedepan.
Dilihat
dari solvability ratio, dengan rata-rata mencatat dibawah satu menandakan kalo
perusahaan termasuk perusahaan beresiko rendah atau konservatif karena
komposisi hutang lebih sedikit dibandingkan asset dan ekuitas.
Secara
net profit margin perusahaan baru bisa menghasilkan laba pada tahun 2012, namun
bila ditelaah lebih dalam, kerugian pada tahun sebelum tahun 2012 disebabkan
oleh pembayaran bunga hutang yang tinggi dimana perusahaan memperoleh hutang
untuk melaksanakan proyek besar, sangat wajar bagi industry infrastruktur untuk
memikul banyak beban di awal dan menikmati hasil untuk jangka panjang. Investor
juga bisa melihat kalo laba usaha dan EBIT perusahaan tetap sehat dan
meningkat, ini menandakan kalo sebenarnya dari segi operasi bisnis perusahaan
baik- baik saja dan cenderung bertumbuh namun karena beban bunga yang tinggi
menyebabkan performa perusahaan terlihat buruk.
Bisa
kami ambil kesimpulan bahwa sebenarnya perusahaan baik- baik saja dari segi
keuangan dan cenderung bertumbuh, tinggal menunggu waktu untuk menikmati
keuntungan di masa yang akan datang bagi para investor pemilik saham META.
FORECASTING
Kami
tidak memakai metode PER dan EPS untuk memproyeksikan target price emiten,
seperti diketahui emiten telah merugi sejak 2009 maka data negative kurang
valid untuk menghitung sebuah proyeksi, maka kami menggunakan PRICE TO
CASHFLOW.
Target
cashflow kami untuk tahun 2015 berkisar antara 35,85-50,60 dengan target price
antara 460-660
Sedangkan
fair value menurut analisa kami adalah 340-400
Dengan
harga saham saat ini pada tanggal 7 juni 2013 sangatlah undervalue. Saatnya
para investor mengakumulasi.
DISCLAIMER ON…….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar